Jumat, 19 Oktober 2018

Wak Sholat

WAKTU SHOLAT

بسم الله الرحمن الرحيم

فصل
اوقات الصلاة خمس :
اول وقت الظهر زوال الشمس واخره مسيرظل كل شئ مثلهغيرظل اﻻستوإ

واول وقت العصر اذا صار ظل كل شئ مثله وزادقليﻻ واخره غروب الشمس

واول وقت المغرب غروب الشمس واخره غروب الشفق اﻻحمر

واول وقت العشاء غروب الشفق اﻻحمر واخره طلع الفجر الصادق

واول وقت الصبح طلع الفجر الصادق واخره طلع الشمس

WAKTU SHOLAT
Awqootushsholaati Khomsun :
◆Awwalu Waqtizhzhuhri Zawaalusysyamsi Wa Aakhiruhu Mashiiru Zhilli Kulli Syaiin Mitslahu Ghoyro Zhillil Istiwaa-i،

◆Wa Awwalu Waqtil ‘Ashri Idzaa Shooro Zhillu Kulli Syaiin Mitslahu Wazaada Qoliilan Wa Aakhiruhu Ghuruubusysyamsi ,

◆Wa Awwalu Waqtil Maghribi Ghuruubusysyamsi Wa Aakhiruhu Ghuruubusysyafaqil Ahmari ,

◆Wa Awwalu Waqtil ‘Isyaa-i Ghuruubusysyafaqil Ahmari Wa Aakhiruhu Thuluu’ul Fajrishsoodiqi ,

◆Wa Awwalu Waqtishshubhi Thuluu’ul Fajrishshoodiqi Wa Aakhiruhu Thuluu’usysyamsi.

الشفاق ثﻻثة :
احمر
واصفر
وابيض

اﻻحمر مغرب واﻻصفر واﻻبيض عشاء
ويندب تأخر صﻻت العشاء الى ان يغيب الشفق اﻻصفر واﻻبيض

Al-Asyfaaqu Tsalaatsatun :
Ahmaru, Wa Ashfaru,
Wa Abyadhu,
Al-Ahmaru Maghribun Wal-Ashfaru Wal-Abyadhu ‘Isyaa-un.
Wa YUndabu Ta’khiiru Sholaatil ‘Isyaa-i Ilaa An Yaghiibasysyafaqul Ashfaru Wal Abyadhu.

Al-Asyfaaqu Tsalaatsatun :
Ahmaru , Wa Ashfaru , Wa Abyadhu.
Al-Ahmaru Maghribun Wal-Ashfaru Wal-Abyadhu ‘Isyaa-un.
Wa YUndabu Ta’khiiru Sholaatil ‘Isyaa-i Ilaa An Yaghiibasysyafaqul Ashfaru Wal Abyadhu

Waktu-waktu Sholat itu ada5 :
◆Awal waktu Zhuhur yaitu gelincirnya matahari dan akhirnya kembali bayang-bayang tiap-tiap sesuatu akan misalnya selain bayang-bayang istiwa ,

◆dan awal waktu Ashar yaitu apabila jadi bayang-bayang tiap-tiap sesuatu akan misalnya dan bertambah sedikit dan akhirnya terbenam matahari ,

◆dan awal waktu Maghrib yaitu terbenam matahari dan akhirnya terbenam syafaq merah ,

◆dan awal waktu ‘Isya yaitu terbenam syafaq merah dan akhirnya terbit fajar shodiq,

◆dan awal waktu Shubuh yaitu terbit fajar shodiq dan akhirnya terbit matahari .

Syafaq-syafaq atau mega-mega itu ada3 :
Merah , dan Kuning dan Putih
Mega Merah yaitu Maghrib dan Mega Kuning dan Mega Putih yaitu ‘Isya.
Dan disunahkan menta’khirkan Sholat ‘Isya hingga hilang Syafaq atau Mega Kuning dan Mega Putih .

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah,
Waktu shalat fardhu ada lima.

Pertama, permulaan waktu dzuhur yaitu bergesernya matahari dan akhir waktu dzuhur adalah dengan sekiranya bayangan matahari sama dengan sesuatu yang memiliki bayangan kecuali bayangan pada waktu istiwa’. Artinya jika ada tongkat yang panjangnya satu meter kemudian terkana sorot matahari, maka bayangan matahari sama satu meter selaras dengan ukuran panjangnya tongkat.

Kedua, permulaan waktu ashar adalah ketika bayangan sesuatu sama dengan sesuatu yang dibayanginya itu dan ada lebihan sedikit. Seperti jika tongkat satu meter maka bayangannya adalah satu meter, dan ada lebihan sedikit dari satu meter. Dan akhir waktunya adalah tenggelamnya matahari.

Ketiga, permulaan waktu maghrib adalah tenggelamnya matahari dan akhir waktunya adalah tenggelamnya mega merah.

Keempat, permulaan waktu Isa bermula dari tenggelamnya mega merah dan akhir waktu adalah munculnya fajar shadiq.

Kelima, permulaan waktu Subuh bermula dari munculnya fajar shadiq dan akhir waktu subuh ditandai dengan munculnya matahari.
Jenis mega ada tiga, yaitu mega merah, kuning dan putih. Mega merah adalah tanda memasuki waktu maghrib. Mega kuning dan putih adalah waktu Isa. Disunahkan mengerjakan shalat Isa di akhir waktu sampai hilangnya mega kuning dan putih

DIHARAMKAN SHALAT

WAKTU YANG DIHARAMKAN UNTUK MELAKUKAN SHALAT

بسم الله الرحمن الرحيم
فصل
تحرم الصﻻة التى ليس لها سبب متقدم وﻻ مقارن فى خمسة اوقات :
عندطلع الشمس حتىترتفغ قدر رمح
وعند اﻻستواء فى غير يوم الجمعة حتى تزول
وعند اﻻسفرتر حتى تغررب
وبعد صﻻة الصبح حتى تطلع الشمس
و بعد الصﻻة العصر حتى تغرب

Tahrumushsolaatu Allatii Laisa Lahaa Sababun Mutaqoddimun Walaa Muqoorinun Fii Khomsati Awqootin :

‘Inda Thuluu’isysyamsi Hattaa Tartafi’a Qodro Rumhin,

Wa’indal Istiwaa’i Fii Ghoyri Yaumil Jumu’ati Hattaa Tazuula,

Wa’indal Ishfiroori Hattaa Taghruba,

Waba’da Sholaatishshubhi Hattaa
Tathlu’asysyamsu,

Waba’da Sholaatil ‘Ashri Hattaa Taghruba.

Haram untuk melakukan sholat yang tidak ada baginya sebab yang terdahulu dan tidak juga bersamaan pada 5 waktu :

Ketika terbit matahari sehingga naik sekedar satu tombak,

dan ketika Istiwa pada selain hari Jum’at hingga tergelincir matahari,

dan ketika Ishfiror hingga terbenam,

dan setelah Sholat Shubuh hingga terbit matahari,

dan setelah Sholat ‘Ashar hingga terbenam matahari.

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah,

Diharamkan melaksanakan shalat,
yang tanpa sebab yang mendahului atau menyertainya,
dalam lima waktu.

Pertama, haram melaksanakan shalat pada saat munculnya matahari sampai matahari naik ke atas sekiranya sepanjang tombak.
Yang dimaksud dengan tumbak adalah kira-kira panjangnya tumbak adalah tujuh lengan tangan manusia.

Kedua, diharamkan shalat di waktu istiwa’ di selain hari Jumat sampai bergesernya matahari.

Ketiga, diharamkan shalat pada saat remang-remangnya matahari sampai lenyapnya matahari.

Keempat, diharamkan shalat setelah shalat subuh.

Kelima, diharamkan shalat setelah shalat Asar sampai tenggelamnya matahari.


بسم الله الرحمن الرحيم

فصل سكتات الصﻻة سة
- بين تكبير اﻻحرام ودعاءﻻفتتاح
- و بين دعاءﻻفتتاح والتعوذ
- وبين التعوذ والفاتحة
- و بين الفاتحة و آمين
- وبين آمين والسورة
- وبين السورة والركوع

DIAMNYA SHALAT
Saktaatushsolaati Sittun :
- Baina Takbiirotil Ihroomi Wadu’aa-il Iftitaahi,
- Wabaina Du’aa-il Iftitaahi Watta’awwudzi،
- Wabainatta’awwudzi Wal Faatihati،
- Wabaina Aakhiril Faatihati Wa Aamiina،
- Wabaina Aamiina Wassuuroti،
- Wabainassuuroti Warrukuu’i.

Tempat diamnya sholat itu ada 6 :
- Antara Takbirotul Ihrom dan Do’a Iftitah,
- dan antara Do’a Iftitah dan bacaan Ta’awwudz,
- dan antara bacaan Ta’awwudz dan Fatihah,
-dan antara akhir Fatihah dan bacaan Amin,
- dan antara bacaan Amin dan Surat pendek,
- dan antara Surat pendek dan ruku’.

Syarh atau Penjelasan

Diam dalam shalat terdapat pada enam tempat.

Pertama, diam di antara takbirat al-ihram dan doa al-iftitah,
Pada saat diam tersebut disunahkan seorang yang melakukan shalat untuk membaca doa

اني وجهت وجهي للذى فطراسموات واﻻرض حنيفامسلما وما انا من المشركين
ان تلصﻻتي ونسكي ومحيي وممتي لله رب العالمين ﻵشرك له ز بذالك امرت وانا من المسلمين

"Inny wajjahtu wajhiyalilladzi fatharas-samawati wa al-ardla hanifan musliman wa ma ana min al-musyrikin inna-shalaty wa nusuky wa mahyaya wa mamaty lilahi rabbil-‘alamina
la syarikalahu wa bi-dzalika umirtu wa ana min al-muslimin”.

Kedua,diam di antara doa ta’awwudl dan doa al-iftitah. Disunnahkan membaca doa
اعوذبالله من الشيطان الجيم

“a’udzhu billaahi minasy-syaythoonir-rajiiim”.

Ketiga, diam di antara bacaan surah al-fatihah dan doa ta’awwudz.

Keempat, diam (saktah) di antara akhir surah al-fatihah,
yaitu kalimat ad-dzallin dan Amin.

Diam di antara akhir surah al-fatihah dan Amin disunahkan dengan membaca doa

رب اغفرلى
وارحمنى
واجبرنى
وارزقنى
وارفعنى
واهدنى
وعافنى
واعف عنى
“Rabbi ighfir ly,
Warham ny
Wajbur ny
Warzuq ny
Warfa' ny
Wahdi ny
Wa'aafi ny
Wa'fu 'any

Kelima, diam diantara Amin dan bacaan surah.

Keenam, diam di antara membaca surah dan ruku’.

WAJIB TUMA'NINAH

TUMA'NINAH
===========

بسم الله الرحمن الرحيم

اركان التى تلزم فيها التمئنينة اربعة

افركوع واﻻعتدال والسجود والجلوس بين السجدتين
WAJIB TUMA'NINAH
Al-Arkaanu Allatii Talzamu Fiihaththuma’niinatu Arba’atun :
Arrukuu’u , Wali’tidaalu , Wassujuudu , Waljuluusu Bainassajdataini.

Rukun-rukun sholat yang wajib padanya Tuma’ninah itu ada 4 :
Ruku , dan I’tidal , dan Sujud , dan duduk diantara dua sujud.

الطماءنينة هي سكون بعدالحركات بحيث يستقر كل عضو محله بقدر سبحن الل

Ath-Thuma’niinatu Hiya Sukuunun Ba’da Harkatin Bihaitsu Yastaqirru Kullu ‘Udhwin Mahallahu Biqodri Subhaanalloohi.

Tuma’ninah yaitu diam setelah bergerak dengan sekira-kirra,
diam tetap seluruh anggota pada tempatnya dengan sekedar bacaan Subhanalloh.

SEBAB2 SUJUD SAHWI

بسم الله الرحمن الحيم
فصل اسباب سجود السهو اربعة :
● اﻻول ترك بعض من ابعاض الصﻻة او بعض البعض
● الثانى فعل مايبطل عمده وﻻ يبطل سهوه اذا فعله ناسيا
● الثالث نقل ركن قولى الى غيرمحله
● الرابع ايقاع ركن فعلى مع احتماله الزبادة

FASLUN.
ASBAABU SUJUUDIS-SAHWI ARBA’ATUN.
● AL-AWWALU TARKU BA’DLIN MIN AB’AAFLISH-SHALATI AU BA’DLIL-BA’DLI.
● ATS-TSAANI FI’LU MAA YUBTHILU ‘AMDUHU WA LA YUBTHILU SAHWUHU IDZAA FA’ALAHU NASIYAN.
● ATS-TSAALITSU NAQLU RUKNIN QAULIYYIN ILAA GHAYRI MAHALLIHI.
● AR-RABI’U IY_QO’U RUKNIN FI’LIYYIN MA’A IHTIMAALIHIZ-ZIYADAATI

Sebab2 sujud sahwi itu ada empat, yaitu:
1. Meninggalkan sebagian dari ab’adhus shalat
(pekerjaan sunnah dalam shalat yang buruk jika seseorang meniggalkannya).

2. Mengerjakan sesuatu yang membatalkan (padahal ia lupa), jika dikerjakan dengan sengaja,
dan tidak membatalkan jika ia lupa.

3. Memindahkan rukun qauli (yang diucapkan) kebukan tempatnya.

4. Mengerjakan rukun Fi’li (yang diperbuat) dengan kemungkinan kelebihan.

Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah,

Ada empat sebab dilaksanakannya sujud sahwi.
Namun sebelum merinci satu persatu,
terlebih dahulu kita definisikan dulu sahwi yang dimaksud tersebut.

Secara lughowi/bahasa sahwi berarti lalai atau lupa terhadap sesuatu.

Sedangkan menurut arti syara’, sahwi yang dimaksudkan adalah melalaikan sesuatu yang tertentu dari shalat seperti sebagian rukun shalat pada umumnya.

Pertama, sujud sahwi dilakukan dengan sebab meninggalkan sebagian dari sunah-sunah ab’adl yang ada tujuh.

Kedua, sujud sahwi dilakukan dengan sebab mengerjakan sesuatu yang jika dikerjakan secara sengaja maka akan dapat membathalkan shalat dan jika dikerjakan karena lupa maka tidak membatalkan.

Ketiga, sujud sahwi dilakukan dengan sebab memindah satu rukun qauly (bersifat ucapan) pada tempat yang lain.

Keempat, sujud sahwi dilaksanakan dengan sebab melaksanakan satu rukuh fi’li (bersifat pekerjaan) dengan anggapan bahwa apa yang telah dikerjakannya merupakan rukun tambahan yang tanpa sengaja dilakukannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar